Sabtu, 23 Maret 2013

MADU CENG BUAT "TONGKAT" SELALU CENG

 100% MADU MURNI + RAMUAN CENG

Sekali minum MADU CENG dijamin :
  • Seketika kuat 2 jam
  • STOP lemah syahwat, impotensi & ejakulasi dini
  • Sembuhkan lemah akibat kencing manis
  • Aman bagi penderita JANTUNG & HIPERTENSI
  • Umur 70 tahun tetap JOSS !!!
  • 100% MADU MURNI lebah hutan + ramuan CENG
  • Tanpa campuran bahan kimia obat (BKO)   
  DENGAN "CENG" ASLI TAMBAH KENCENG
100% DIJAMIN ASLI

Aturan pakai : 2 kali sehari @ 2 sendok makan
Diproduksi oleh :
PT. MADU CENG INDONESIA
Dep.Kes RI P-IRT No.109337601215 Merek Terdaftar No.DW 2011021725
  

PEMESANAN DAN LAYANAN ANTAR :
Hub : Pak Jarwo
0857 3331  4400 (IM-3)
0812 1727 4400 (Simpati)
031 7023 4400 (Flexi)
Agen : Jl. Dinoyo Tenun V-1 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia

PURWOCENG OBAT SEKS ALAMI



Purwoceng Obat Seks Alami Yang Selalu Bikin "...Ceng!"




WartaNews, Jakarta - Purwoceng merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang dikenal berkhasiat sebagai obat perkasa kaum lelaki. Karena itu, Purwoceng juga mendapat sebutan Viagra Jawa.

Kenapa bisa demikian?
Purwoceng sebenarnya tergolong tanaman langka, namun kini dapat diselamatkan dengan budi daya menggunakan metode kultur in vitro.

Masalah budi daya Purwoceng ini pernah dipaparkan Ireng Darwati, mahasiswa S3 program studi Agronomi Institut Pertanian Bogor (IPB) saat mempertahankan disertasinya berjudul

“Kultur Kalus dan Kultur Akar Rambut Purwoceng untuk Menghasilkan Metabolit Sekunder dan Harapan untuk Pengembangan Tanaman Purwoceng di Masa Mendatang,” di Kampus IPB Darmaga, Bogor.

 
 Nama Latin purwoceng semula adalah Pimpinella pruacan, tapi kemudian direvisi menjadi Pimpinella alpina. Tumbuhan ini ditemukan di Pegunungan Alpen di Swiss, pada ketinggian 2.000-3.000 meter di atas permukaan laut.

Mengenai tempat tumbuh Purwoceng di Indonesia semula dikenal tumbuh liar di kawasan Dieng pada ketinggian 2.000-3.000 m dpl. Namun menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan (1987), sebaran tanaman purwoceng di Indonesia kini meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Wahyuni et al. (1997) menyatakan bahwa purwoceng dapat tumbuh di luar habitatnya seperti di Gunung Putri Jawa Barat dan mampu menghasilkan benih untuk bahan konservasi.

Potensi tanaman purwoceng cukup besar, tetapi masih terkendala oleh langkanya penyediaan benih dan keterbatasan lahan yang sesuai untuk tanaman tersebut (Yuhono 2004). Selain di Dieng, Purwoceng juga tumbuh di pegunungan Iyang, Jawa Timur (dikenal sebagai suripandak abang).

Di Gunung Tengger dinamai gebangan depok. Kendati sebutan nama latinnya berubah-ubah, para peneliti memiliki satu kesimpulan yang sama bahwa Purwoceng termasuk tanaman obat.

 
 Apa Saja Manfaat Purwoceng?
Eni Hayani dan May Sukmasari pernah memaparkan, seluruh bagian tanaman purwoceng dapat digunakan sebagai obat tradisional, terutama akar.

Akarnya mempunyai sifat diuretika dan digunakan sebagai aprosidiak (Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 1987), yaitu khasiat suatu obat yang dapat meningkatkan atau menambah stamina.

Pada umumnya tumbuhan atau tanaman yang berkhasiat sebagai aprosidiak mengandung senyawa-senyawa turunan saponin, alkaloid, tanin, dan senyawa-senyawa lain yang berkhasiat sebagai penguat tubuh serta memperlancar peredaran darah.

Di Indonesia tumbuhan atau tanaman obat yang digunakan sebagai aprosidiak lebih banyak hanya berdasarkan kepercayaan dan pengalaman (Hernani dan Yuliani 1991).

Penggunaan tanaman obat dibidang pengobatan pada prinsipnya tetap didasarkan pada prinsip-prinsip terapi seperti pada penggunaan obat moderen.

Oleh karenanya informasi kandungan senyawa aktif tanaman obat mutlak diperlukan. Umumnya tanaman obat jarang memiliki bahan senyawa tunggal, sehingga sulit untuk memastikan kandungan aktif mana yang berkasiat untuk pengobatan penyakit tertentu.

Misalnya khasiat akar tanaman purwoceng (Pimpinella alpina) yang diketahui dari pengalaman-pengalaman orang kemudian berkembang menjadi image berkasiat sebagai aprodisiak, ternyata mengandung turunan dari senyawa sterol, saponin dan alkaloida (Caropeboka dan Lubis, 1985).

Sidik, et al. mengatakan bahwa akar purwoceng mengandung turunan senyawa kumarin yang digunakan dalam industri obat modern, tetapi bukan untuk aprodisiak melainkan untuk anti bakteri, anti fungi dan anti kanker.

Hernani dan Yuliani mengatakan bahwa bahan aktif purwoceng terbanyak terletak pada bagian akarnya.

Tanaman purwoceng mempunyai kandungan bahan yang bersifat aprodisiak menyebabkan keberadaannya semakin dicari orang. Pada mulanya, tanaman purwoceng digunakan oleh penduduk disekitar pegunungan Dieng (daerah asalnya) hanya untuk pemeliharaan kesehatan atau peningkatan derajat kesehatan.

Namun sejalan dengan perkembangan penelitian dan isu yang dihembuskan, tanaman ini berkembang menjadi komoditas yang sangat “laku jual” sebagai bahan aprodisiak, bahkan kini telah dipopulerkan oleh masyarakat dan Kelompok Tani setempat dengan sebutan “Viagra Jawa”.

Keberadaan tanaman yang semakin langka disebabkan selain karena terdesak oleh pesatnya permintaan, juga karena pengadaannya memerlukan waktu. Atas dasar kelangkaan dan isu aprodisiak tersebut harga yang terjadi sekarang sangat tinggi.

 
 Purwoceng
 

Nama Ilmiah :
Pimpinella alpine KDS

Nama daerah :
Purwoceng, antanan, rumput dempo

Kandungan kimia dan Efek Farmakalogs :
Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam purwoceng diantaranya alkaloid, flavonoia dan polifenol yang terdiri dari limonea, anisketone, asam kafeat dan stigmasterol. Efek farmakologis purwoceng diantaranya sebagai diuretic dan obat lemah syahwat.

Perbanyakan dan perawatan tumbuhan :
Perbanyakan tumbuhan purwoceng dengan menggunakan biji. Purwoceng dirawat dengan disiram air yang cukup, dijaga kelembapan tanahnya dan dipupuk dengan pupuk organic.
Tumbuhan ini memerlukan tempat sedikit terlindung dengan ketinggian 1500 meter diatas permukaan laut.

Bagian tumbuhan yang digunakan :
Daun dan akar purwoceng dapat digunakan untuk mengobati lemah syahwat dan susah kencing.

Adapun pembuatan ramuannya yaitu dengan mencuci bersih 5 g daun purwoceng, keringkan lalu tumbuk sampai halus. Seduh serbuk purwoceng dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin, saring air seduhannya lalu minum tiga kali sehari. (*/js)


Sumber : wartanew.com